BERSAMA TUHAN, MENGOLAH KEHIDUPAN
Teks
Alkitab: Markus 4: 35-41 (Baca juga Mazmur 126:4-6)
PENGANTAR
Kita
sering mendengar ucapan, “Setiap orang punya pergumulan masing-masing”. Ya!
Memang demikianlah adanya. Tak ada hidup yang tak punya pergumulan. Kita bisa
memperluas ungkapan ini dengan mengatakan: ”Setiap keluarga punya pergumulannya
masing-masing.” Ya! Bahkan, lebih luas lagi, “Setiap gereja punya pergumulannya
sendiri-sendiri.” Malah secara umum kita bisa pula mengajukan suatu pernyataan
lain bahwa “dalam setiap kehidupan di sebuah tempat tertentu, setiap orang
memiliki salib atau pergumulannya sendiri.” Orang yang berada di luarnya
mungkin tidak dapat melihat pergumulan seorang pribadi, sebuah keluarga/gereja/
suatu konteks sosial tertentu. Seperti para murid dalam teks Markus 4:35-41 ini
yang sedang berada dalam pergumulan/masalah karena ada badai taufan yang
mengancam nyawa mereka. Memang semua orang mungkin tidak dapat melihat. Namun,
tidak dapat melihat bukan berarti tidak ada pergumulan.
Oleh
karena itu, dalam peziarahan hidup semacam inilah, setiap kita, baik sendiri
atau bersama, digugah untuk berani mengolah kehidupan, sambil mencari makna dan
berkarya nyata untuk mengubah kehidupan batin sekaligus kehidupan sehari-hari.
Ini
tidak berarti kita lalu dijauhkan dari semua masalah. Justru sebaliknya, kita
yang sedang prihatin, barangkali sedang berada dalam situasi “berair mata,
menangis” (Mzm.126: 5,6). Namun, justru dalam situasi semacam itulah, kerinduan
dipulihkan dalam ingatan akan karya TUHAN di masa lalu dan dalam harapan akan
karya TUHAN di masa sekarang, yang mendorong kita mengolah kehidupan
bersama Tuhan. Cara mengolahnya adalah melalui ingatan dan refleksi tentang apa
yang dulu pernah terjadi, refleksi di masa lalu adalah salah satu modal
mengelola masa kini dengan penuh harapan. Itulah sebabnya dalam Mazmur 126:5-6,
kita baca sebuah semangat pengharapan dalam keberimanan yang mantap: ”Orang-orang
yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan sorak-sorai. Orang
yang berjalan maju dengan menangis, sambil menabur benih, pasti pulang dengan
sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”
Ini
semua menunjukkan karya di masa sulit. Walau sulit, kita dapat terus berkarya
sebaik-baiknya. Memang sehabis hujan badai, akan terbit pelangi, tetapi kita
juga bisa mendapatkan pemulihan yang menenangkan bila ketika badai terjadi kita
sudah berani berjalan maju ke pusatnya, ke ‘mata badai’ (eye of storm).
Di jalan menuju ke sana, TUHAN tidak membiarkan kita sendirian.
DISKUSI:
1. Ketika anda mengalami
masalah/persoalan, apa yang paling sering anda lakukan? ceritakan!
2. Baca Markus 4:35-41
3. Apa yang terjadi ketika
Yesus dan murid-muridNya bertolak ke seberang danau (ay.37)? Bayangkan kejadian
tersebut! Bagaimana suasana, pikiran dan perasaan murid-murid?
4. Apa yang dikatakan
murid-murid saat membangunkan Yesus?
5. Menurut kamu, apa
maksud dari ungkapan murid-murid ketika membangunkan Yesus? Bagaimana ungkapan
ini juga muncul saat kita menghadapi masalah/persoalan dan Tuhan seolah tidak
peduli?
6. Apa yang dilakukan
Yesus pada badai tersebut (ay.39)? Apa yang Yesus pertanyakan pada mereka (ay.40)?
Bagaimana respon murid-murid tersebut (ay.41)?
7. Sikap seperti apa yang
dapat kita lakukan ketika kita menghadapi persoalan/masalah? (band: Filipi
4:6,7; Yesaya 41:10; Kisah 27:21,22; Mazmur 42:12; Mazmur 91:15)
8. Pada PA saat ini, apa
yang dapat anda pelajari ketika menghadapi persoalan/masalah (baik di sekolah,
pekerjaan, dll? Bagikan!
Ibadah:
Bernyanyi
Doa Pembuka
Bernyanyi
Penelaahan Alkitab (PA)
Bernyanyi (Persembahan)
Doa Penutup
Usulan Lagu:
a.
Hidupmu Berharga Bagi
Allah
b.
Tiap Langkahku Diatur
Oleh Tuhan
c.
Ku Tak Akan Menyerah
d.
Bagi Tuhan Tak Ada
Yang Mustahil
e.
Segala Puji Syukur
Hanya BagiMu Tuhan
0 comments:
Posting Komentar